MITOS POHON KELOR

(sumber foto:http://noenkcahyana.blogspot.com/2011/01/daun-kelor-dan-manfaatnya.html)
Pohon Kelor (
Moringa oleifera),
 dipercaya berasal dari India, menghasilkan biji spesial yang dapat 
membantu pembekuan untuk membersihkan air. Penggunaannya sudah dimulai 
di Sudan dan Peru, dimana kawasan perumahan mendapatkan pasokan air dari
 danau atau sungai terdekat. Untuk membersihkan air keruh dan berlumpur,
 penduduk setempat menggunakan biji dari pohon kelor, yang juga dikenal 
sebagai morongghi.
Nama umum
Indonesia: Kelor, limaran (Jawa)
Inggris: Moringa, ben-oil tree, clarifier tree, drumstick tree
Melayu:         kalor, merunggai, sajina
Vietnam: Chùm ngây
Thailand: ma-rum
Pilipina: Malunggay
Kelor 
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Dilleniidae
                         Ordo: Capparales
                             Famili: Moringaceae 
                                 Genus: Moringa
                                     Spesies: Moringa oleifera Lam
Deskripsi
Kelor
 (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang 
(perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, 
berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan 
simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan 
memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling 
(alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda 
berwarna hijau muda - setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat 
telur, panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal 
tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), 
permukaan atas dan bawah halus. Bunga muncul di ketiak daun (axillaris),
 bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem, menebar aroma 
khas. Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm, 
buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji 
bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 
bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. 
Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang).
 Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian ± 
1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman 
rumah atau ladang.
Pohon kelor selain punya cerita mistis 
ternyata juga banyak mengandung nutrisi yang potensial untuk mengatasi 
gizi buruk, meningkatkan ketahanan pangan, mendorong pembangunan 
perdesaan dan mendukung pengelolaan tanah yang berkelanjutan.
MITOS POHON KELORSebelum
 cerita tentang nutrisi yang sumbernya dari temen dan browsing internet,
 saya mau cerita tentang mitos dari pohon kelor. Tumbuhan yang mempunyai
 nama latin Moringa oleifera atau dalam bahasa inggris disebut drumstick
 plant ini masuk kedalam famili Moringaceae. Secara fisik sosok tanama 
kelor dapat tumbuh mencapai tinggi 10 meter, akan tetapi seringkali 
dipotong secara rutin agar ketinggiannya tetap 1 meter agar daun dan 
buahnya dapat dicapai oleh tangan. Cerita mitosnya sebagai berikut:
1.Galih KelorGalih
 kelor biasanya tersembunyi ditengah-tengah pohon kelor yang sudah tua. 
Cara mendapatkannya adalah memotong pohonnya dan membelahnya menjadi 2 
dan akan tampak galihnya berwarna coklat kehitaman. Tetapi sulitnya, 
tidak semua pohon kelor mengandungnya. Galih tersebut, diyakini memiliki
 kekuatan sbb :
Meredam kejahatan manusia
Meredam sihir dan senjata ghaib lainnya
Meredam gangguan senjata tajam
Menjaga kerukunan dalam poligami
Meredam petaka bisnis
Meredam fitnah dan kebencian orang
Meredam gangguan makhluk halus
Cara mempergunakannya adalah memotong galih tsb kecil dan membuatnya sebagai cincin yang diembani dengan perak.
2.Daun KelorHingga
 saat ini masih banyak orang yang sulit untuk melepaskan diri dari 
belenggu mitos kesaktian daun kelor. Masih banyak ditemui di desa-desa 
dimana orang percaya bahwa jika ada orang yang sakit dan tergeletak lama
 namun tidak juga meninggal, maka orang tersebut diduga memiliki 
kesaktian tertentu yang harus segera dilepas dari tubuhnya. Untuk 
membantu melepas kesaktiannya biasanya orang tersebut disapu dengan daun
 kelor hingga akhirnya dapat meninggal dengan tenang. Ketika jasadnya 
kemudian dimandikan orang tersebut juga disapu lagi dengan daun kelor 
supaya bersih dari segala mahluk yang masih menempel pada jasadnya.
Saking
 banyaknya orang yang berhasil diobati dengan daun kelor pada jaman 
dahulu sampai-sampai mitos kesaktian daun kelor bisa bertahan hingga 
ribuan tahun, bahkan hingga sekarang. Selain untuk mengusir, kelor juga 
dipercaya bisa menolak kedatangan mahluk halus. Di jaman serba teknologi
 seperti sekarang ini kadang masih bisa ditemukan ada rumah yang di atas
 pintu utamanya ditaruh seikat daun kelor sebagai penolak bala.
Batang
 bersama daun kelor, umumnya digunakan sebagai “alat” untuk melumerkan 
atau menon-aktifkan “kekuatan magis” seseorang, yaitu dengan cara 
disapu-sapukan ke bagian muka ataupun dijadikan “alat tidur”, misal 
seseorang yang tahan terhadap pukulan, bacokan, bahkan tidak mempan oleh
 terjangan peluru, maka dengan cara disapu-sapukan ke bagian tubuhnya, 
ataupun dijadikan alas tidurnya, atau ada pula air tanaman kelor 
disiramkan ke seluruh tubuhnya, maka kekuatan magis tubuhnya akan lumer 
atau hilang.
Kira-kira dua cerita itu yang sampai kini masih 
berkembang di tengah-tengah masyarakat pedesaan. Maksud saya menulis 
tentang mitos daun kelor ini bukan dalam artian mengajak untuk 
mempercayainya, tetapi sekedar melengkapi informasi tentang pohon kelor.
POHON KELOR DI ERA SEKARANGLain
 dulu lain sekarang. Dengan penelitian ilmiah, terungkap bahwa daun ini 
ternyata mengandung berbagai unsur nutrisi yang diperlukan oleh tubuh 
untuk memulihkan dan menjaga kesehatan. Variasi dan kadar kandungan 
nutrisi daun kelor berada di luar batas-batas kewajaran. Fenomena aneh 
ini diakui di dunia barat sekalipun karena memang dasarnya adalah 
penelitian ilmiah. Tidak heran banyak media masa internasional 
mempopulerkan pohon kelor sebagai “miracle tree” alias pohon ajaib, 
bahkan ada yang menyebutnya sebagai "tree for life". Memang mengagumkan.
 Bayangkan saja, jika kita memiliki sebuah pohon di halaman rumah yang 
bisa ditanam dan dirawat dengan mudah, tidak mati meskipun diterpa 
kemarau panjang, daunnya bisa disayur untuk memenuhi semua kebutuhan 
vitamin dan mineral dalam tubuh, bisa digunakan sebagai obat ketika kita
 sakit, selain itu bijinya juga bisa untuk menjernihkan air yang kita 
minum. Kedengarannya seperti pohon yang hanya ada di dunia angan-angan, 
namun kenyataannya memang ada.
Berdasarkan data kelor merupakan 
tanaman yang paling mutiguna, hampir semua bagian dari tanaman kelor ini
 dapat dijadikan sumber makanan, sebagai pakan ternak dan unggas dan di 
beberapa kawasan ada bagian yang dijadikan serbuk untuk mengobati 
penyakit-penyakit endemis.

Komparasi kelor source :http://www.themoringa.com/images/Moringa_Nutrition.jpg
       •Kandungan Vitamin C-nya setara dengan 6 kali vitamin C buah jeruk, sangat    
        bermanfaat untuk mencegah berbagai macam penyakit termasuk flu dan demam
       •Kandungan Vitamin A-nya 4 kali lipat dari wortel untuk mencegah penyakit 
        mata, kulit, hati dan diare
       •Kandungan kalsiumnya 4 kali kalsium susu, berguna untuk membentuk tulang dan
        gigi yang kuat
       •Kandungan Kaliumnya 3 kali kandungan kalium dalam pisang yang sangat penting
        untuk perkembangan otak dan syaraf.
       •Kandungan proteinnya sama dengan kandungan protein telur, penting untuk daya
        tahan sel tubuh kita
Seperti
 yang disebutkan di atas, bahwa tanaman kelor penting dalam mengatasi 
gizi buruk terutama bagi bayi dan balita serta ibu menyusui. Daunnya 
dapat dikonsumsi segar, dimasak atau disimpan dalam bentuk serbuk untuk 
persediaan beberapa bulan tanpa harus dimasukkan kedalam lemari 
pendingin tanpa kehilangan kandungan nutrisi.  Pohon Kelor di daerah 
tropis daunnya relative lebih banyak, bahkan di musim kemaraupun masih 
terlihat menghijau. Hal ini bisa dijadikan salahsatu alternative 
ketahanan pangan di saat musim paceklik yang langka bahan makanan. 
Bahkan,
 di beberapa negara di Afrika, seperti di Etiopia, Sudan, Madagaskar, 
Somalia, dan Kenya, sekarang mulai dikembangkan pula di Arab Saudi dan 
Israel, menjadi bagian untuk program pemulihan tanah kering dan gersang,
 karena sifat dari tanaman ini mudah tumbuh pada tanah kering ataupun 
gersang, dan kalau sudah tumbuh maka lahan di sekitarnya akan dapat 
ditumbuhi oleh tanaman lain yang lebih kecil, sehingga pada akhirnya 
pertumbuhan tanaman lain akan cepat terjadi.
Sedangkan untuk anda 
yang penasaran cara memasaknya, bisa mencoba memasak daun kelor dengan 
sayur bening (sup daun kelor) atau mungkin dengan cara ditumis dicampur 
dengan bahan-bahan sayuran lainnya.
3.Biji KelorPenelitian
 menunjukkan bahwa biji kelor mengeliminasi elemen beracun dari air. 
Jadi fungsi penambahan biji tersebut untuk membersihkan air, sebenarnya 
untuk memisahkan air tersebut dari microba yang dapat mengakibatkan 
penyakit.  
Pohon Kelor dengan bunga putih tidak terlalu sulit 
didapat. Biasanya tumbuh di dekat pohon kelapa dan terkadang juga kita 
temukan di sepanjang jalan atau di taman.  
Cara penggunaan :
- ambil biji kelor yg sudah tua dan kering
- kupas dan hancurkan biji tersebut, campur dengan sedikit air di botol atau gelas dan dikocok
- tuangan campuran tersebut ke dalam air yang ingin dibersihkan
- biarkan selama 2 - 3 jam
- pisahkan air yang telah dibersihkan dengan endapannya
- air yang telah dibersihkan tersebut siap untuk direbus dan digunakan sebagai air minum atau kebutuhan lain 
Juga
 sangat mudah untuk menumbuhkan pohon kelor untuk mendapatkan bijinya. 
Cukup dengan memotong cabang dari pohon kelor yang sudah besar dan tua. 
Di usia 1,5 - 2 thn, pohon kelor sudah menhasilkan buah dan bunga.  
Rasa
 air gambut yang pahit dan warna kecoklatan, tentu saja tidak memenuhi 
syarat sebagai air minum. Bahkan, air gambut yang digunakan untuk 
mencuci pakaian pun yang berwarna putih justru akan berubah menjadi 
kecoklatan. Maka dengan sistem penyaringan sederhana ditambah dengan 
pengendap yang berasal dari serbuk atau tumbukan biji kelor, pada 
akhirnya akan menjadi air jernih, walau belum bersih. Sehingga untuk air
 minum harus dilakukan perlakuan, antara lain dimasak terlebih dahulu.
Banyak
 sekali kegunaan pohon kelor. Daun dan buahnya yang muda dapat dimakan. 
Bijinya, selain dapat membersihkan air, dapat juga digunakan untuk 
menambah aroma dalam masakan. Getahnya dapat digunakan sebagai obat 
tetes mata dan antiseptik. 
4.Akar KelorSebagai
 tanaman berkhasiat obat, tanaman kelor mulai dari akar, batang, daun, 
dan bijinya, sudah dikenal sejak lama di lingkungan pedesaan.
Seperti
 akarnya, campuran bersama kulit akar pepaya kemudian 
digiling-dihancurkan, banyak digunakan untuk obat luar (balur) penyakit 
beri-beri dan sebangsanya. Daunnya ditambah dengan kapur sirih, juga 
merupakan obat kulit seperti kurap dengan cara digosokkan.
Sedangkan
 sebagai obat dalam, air rebusan akar ampuh untuk obat rematik, 
epilepsi, antiskorbut, diuretikum, sampai ke obat gonorrhoea. Bahkan, 
biji tua bersama dengan kulit jeruk dan buah pala, akan dapat menjadi 
“spiritus moringae compositus” yang digunakan sebagai stimulans, 
stomachikum, carminativum sampai diuretikum.